Sepanjang sejarah sains, telah mengalami berbagai perkembangan. Apabila
kita melakukan penelusuran maka setiap sejarah akan memberikan cerita dan
gambaran. Sains merupakan ilmu yang menjelaskan tentang berbagai fenomena yang
ada di alam, setiap gejala ataupun fenomena dalam sains telah memberikan suatu
konsep-konsep baru yang dikemukakan oleh seseorang yang kemudian menjadi hukum.
Apabila kita menelusuri maka fisika sebagai bagian dari sains telah memeberikan
banyak tulisan sejarah yang sampai sekarang masih digunakan dan memberikan
manfaat yang luar biasa.
Berbicara tentang perkembangan fisika maka di awali dari Teori
Gravitasi dengan model Newtonian pada tahu 1900-an, yang selanjutnya diganti
dengan Teori relativitas umum oleh Albert Einstein. Pada masa itu terdapat
terobosan besar di bidang mekanika quantum oleh ilmuwan semisal Niels Bohr,
Werner Heisenberg, Erwin Schrödinger, dan Richard Feynman, di antara tak
terhitung lainnya . Apa yang dulu dianggap model standar ternyata tidak memadai
seiring berjalannya waktu dan para ilmuwan berjuang memikirkan ulang pemahaman
mereka akan alam semesta dalam pencarian teori yang dapat menyatukan semua
fenomena fisikal. Di zaman modern, cita-cita ini tak kunjung terpenuhi. Namun,
riset sains teoritis telah menghasilkan perkembangan sebuah teori baru yang
dapat menyusul model standar terkini.
Menginagat banyak pergeseran dan
perkembangan ilmu pengetahuan, maka dalam fisika terdapat bagian perubahan, yaitu
dari era klasik ke ere modern. Mekanika kuantum merupakan bagian dari yang
menggantikan mekanika klasik pada tataran sistem atom dan subatom. Sistem yang
mengikuti mekanika kuantum ini dapat berada dalam superposisi kuantum pada
keadaan yang berbeda, tidak seperti pada fisika klasik. Ilmu ini memberikan
kerangka matematika untuk berbagai cabang fisika dan kimia, termasuk fisika
atom, fisika molekular, kimia komputasi, kimia kuantum, fisika partikel, dan
fisika nuklir. Mekanika kuantum adalah bagian dari teori medan kuantum dan
fisika kuantum umumnya, yang, bersama relativitas umum, merupakan salah satu
pilar fisika modern. Dasar dari mekanika kuantum adalah bahwa energi itu tidak
kontinu, tetapi diskrit berupa 'paket' atau 'kuanta'. Konsep ini cukup revolusioner,
karena bertentangan dengan fisika klasik yang berasumsi bahwa energi itu
berkesinambungan.
Model standar fisika mutakhir mengandung cacat dasar, meski didalamnya
terdiri dari dua teori terpisah, teori Relativitas Umum dan teori Mekanika Quantum.
Kedua teori menyediakan prediksi akurat dan pantas manakala diterapkan pada
titik ekstrim masing-masing; Relativitas Umum bekerja dengan baik saat
memprediksi fenomena terkait benda-benda raksasa angkasa, sedangkan Mekanika
Quantum bekerja dengan baik saat memprediksi fenomena terkait benda-benda amat
kecil seperti proton, elektron, quark, dan foton. Meskipun kedua teori ini akurat apabila dipakai secara tepat,
akan tetapi apabila digunakan secara bersamaan akan membuat ketidakcocokan.
Teori Relativitas Umum memanfaatkan konsep permukaan tiga dimensi halus
dan lengkung yang di atasnya semua benda bermassa berada; gravitasi kemudian
dipahami lahir sebagai akibat massa-massa besar menekuk ruang-waktu dan membuat
massa-massa kecil jatuh ke arah atau ke sekeliling mereka. Salah satu hal
terpenting relativitas adalah kehalusan sempurna malaran ruang-waktu, yang
menjadi penyebab keruntuhan teori itu sendiri. Teori Mekanika Quantum
menyatakan bahwa untuk partikel kecil semacam elektron dan foton, tidak bisa
dibuat prediksi deterministik menyangkut atribut aksi partikel; maka penaksiran
terbaik adalah memanfaatkan berbagai probabilitas yang dapat diprediksi
berdasarkan informasi status-status partikel. Ini disebabkan oleh alam
partikel-partikel kecil yang bergolak dan sangat bervariasi dalam hal aksi;
semakin dekat kita melakukan zooming untuk mengamati aksi
partikel-partikel kecil, semakin terdistorsi dan bergolak pergerakan mereka.
Memakai konstants G, c, dan ħ, ditemukanlah sebuah konstanta
untuk panjang amatan terkecil di mana fenomena masih bisa diamati sebelum
fluktuasi quantum tak dapat diprediksi sama sekali: Panjang Planck.
Lalu timbul masalah dalam upaya menyatukan kedua teori: karena malaran
ruang-waktu diprediksi halus tak terhingga, secara teoritis seharusnya
memungkinkan untuk dilakukan zooming terus-menerus terhadapnya sambil
mengamati malaran yang semakin halus; namun gara-gara Mekanika Quantum, zooming
semakin dekat akhirnya membuat distorsi fluktuasi quantum semakin nyata. Disturbansi
pada malaran ruang-waktu ini paling kelihatan pada [jarak] panjang Planck,
sehingga mustahil menyelidiki lebih jauh tanpa menyebabkan salah satu teori
mencampakkan teori lain. Ini tidak dapat dimengerti dalam konteks tertentu
semisal black hole dan semasa big bang di mana
partikel-partikel amat berat dan kecil terlibat, menuntut penggunaan kedua
teori. Masalah fundamental ini dapat dipecahkan dalam kerangka Teori String di
mana Mekanika Quantum maupun Relativitas Umum mungkin tersatukan.
Seratus tahun berselang setelah kemunculan teori relativitas Einstein
serta Interperetasi Copenhagen yang telah meruntuhkan teori saiins yang
dianggap mapan selama ratusan tahun, mulai tanggal 23 Februari 2019, tiba-tiba
seluruh dunia terhenyak akan ancaman sebuah virus mematikan dengan nama Covid
19. Bukan hanya kalangan ilmuwan yang dibuat bingung, tapi seluruh warga dunia,
yang melintasi batas-batas kenegaraan, dibuat panik, bingung, takut, mengalami
ancaman hantu kecemasan pada saat datangnya virus yang secara tiba-tiba menjadi
ancaman global ini.
Terlepas dari asal-muasal Virus Corona yang menyerang setiap negara di
dunia termasuk Amerika Serikat dengan korban yang sangat besar setelah China
serta Italia, Teori Relativitas Einstein serta penemuan Mekanika Kuantum pada
bentuk mikroorganisme partikel-perteikel sub-atom pada awal abad ke-20, hanya
membingungkan serta membuat putus asa kalangan para fisikawan internasional
saja. Sementara si kecil Corona pada awal abad ke-21, telah membuat panik
kalangan ilmuwan serta medis di seluruh dunia, dan juga segenap lapisan
masyarakat, dari kalangan intelektual sampai kalangan biasa.
Penerapan mekanika kuantum dalam kemajuan saat ini, telah dapat
membantu dalam penanganan Covid-19. Apabila dipandang dari sudut ilmu fisika,
khususnya fisika quantum sangat pesat perkembangannya setelah dipadukan dengan
kemajuan ilmu computer. Alat biofisika yang banyak dipergunakan di Eropa antara
lain produksi Rusia, yang disebut mampu memetakan berbagai factor mulai dari
gelombang telepon selular sampai identifikasi virus tertentu dan kuman serta
bakteri tertentu, serta kemungkinan kontaminasi dengan logam berat dan bahan
bersifat karsinogenik. Selain itu seiring berkembangnya zaman, hasil
penemuan-penemuan dari mekanika kuantum juga sangat bermanfaat seperti GPS. GPS
lekat dengan salah satu teori fisika temuan Einstein. Begitu juga dengan
telefon seluler dan komputer yang kita pakai, tak akan pernah eksis tanpa
adanya mekanika kuatum, salah satu cabang fisika yang didalami peraih Nobel
Fisika 1999 Prof Gerard 't Hooft (kini berusia 70 tahun).
Kembali menelusuri pernyataan tersebut, maka mekanika kuantum telah
hadir menjdi solusi untuk penanganan covid seperti yang telah diterapkan oleh
Yogyakarta untuk mengecek penyebaran virus dengan memnfaatkan GPS, teknologi
ini juga telah digunakan oleh Taiwan. Selain dari model GPS sumbangsih mekanika
kuantum juga dapat diketahui dari penggunaan aplikasi dalam pemantauan
Covid-19, di Indonesia yang telah digunakan adalah aplikasi PeduliLindungi dan
Fight COVID-19, sedangkan di luar negeri menggunakan TraceTogether di Singapura
Covid Symptom Tracker di London, AC19 di Iran, Home Quarantine di Polandia dan
Close Contact Detector di China.