Posted by goresan refleksi on Wednesday, July 08, 2020 in Teknologi Sains | No comments
Fisika
klasik memungkinkan atom memiliki kapasitas panas pada skala nano, konservasi
panas yang berlangsung dengan perubahan suhu. Namun, QED (quantum electrodynamics) sederhana berdasarkan hukum Planck
mekanika kuantum menyangkal atom dalam struktur nano kapasitas panas untuk
menghemat panas dengan perubahan suhu, akibatnya adalah setiap panas
dilestarikan/dikonservasikan dengan menciptakan radiasi EM berdiri yang
dilepaskan ke lingkungan. Tidak seperti keadaan kuantum elektronik, QED
sederhana didasarkan pada ketergantungan ukuran keadaan kuantum yang bergantung
pada dimensi struktur nano di mana gelombang EM berdiri. Radiasi UVC diketahui
mensterilkan Coronavirus di udara atau di permukaan sekitarnya, tetapi tidak di
dalam organ tubuh. Dalam hal ini, pasien yang didiagnosis positif Coronavirus
diusulkan didesinfeksi dengan injeksi tunggal nanopartikel perak ~100 nm yang
memancarkan radiasi UVC yang ditenagai oleh panas tubuh. Dalam aliran darah, NP
dapat memasuki otak dan merusak neuron dan DNA, tetapi dalam situasi yang
mengancam jiwa, risiko kerusakan otak dapat dimungkinkan terjadi.
Radiasi sinar UV telah dimanfaatkan
sebagai disinfektan selama bertahun-tahun. Ia mampu menghambat pertumbuhan organisme.
Saat ini, keberadaan sinar UV sebagai disinfektan berguna bekerja pada kondisi
eksternal. Artinya, sinar UV yang ada hanya menghambat virus yang berada pada
kondisi eksternal. Disisi lain, virus Covid-19 masuk ke dalam tubuh mahluk
hidup (manusia) dan berkembang hingga beberapa hari hingga akhirnya penederita
mengalami gejala-gejala telh terinfeksi virus Covid-19. Dengan demikian, kita
memerlukan disinfeksi sinar UV yang bekerja di dalam tubuh manusia.
Thomas Prevenslik mengajukan gagasan
teori QED sederhana perpindahan panas skala nano untuk menjelaskan bagaimana NP
(nano particle) dapat menghasilkan
radiasi UV dalam tubuh manusia untuk mensterilkan Coronavirus. QED sederhana adalah
proses perpindahan panas berskala nano berdasarkan hukum Planck dari mekanika
kuantum (QM) yang cukup berbeda dari fisika klasik. Kendala gagasan ini adalah
apresiasi ahli lain yang kurang sependapat dan bertumbukan antara teori fisika
klasik dengan fisika kuantom (hukum planck). Sehingga, para peneliti gagasan
ini (QED sederhana) membutuhkan teori dan prosedur komputasi baru untuk
dikembangkan untuk memahami perpindahan panas berskala nano.
Simple QED adalah metode analisis
perpindahan panas berskala nano yang menghemat panas dengan radiasi EM, bukan
suhu. QED adalah sebuah teori kompleks yang didasarkan pada foton virtual yang
dikemukakan oleh Feynman dan lainnya. Sebaliknya, QED sederhana adalah teori
yang jauh lebih sederhana berdasarkan hukum Planck yang membutuhkan kapasitas
panas atom dalam struktur nano untuk menghilangkan kemungkinkan konservasi
untuk dilanjutkan dengan penciptaan foton nyata yang terdiri dari gelombang EM
yang berdiri di dalam dan di seluruh struktur nano. Tidak seperti keadaan
kuantum tingkat elektron, keadaan kuantum QED sederhana adalah ukuran yang bergantung
pada dimensi struktur nano di mana gelombang EM berdiri.
Pengurungan EM terjadi oleh rasio
permukaan--volume (S / V) tinggi dari struktur nano yang membutuhkan panas Q
untuk hampir sepenuhnya terkurung di permukaan, permukaan panas itu sendiri
sebagai energi EM yang menyediakan kurungan EM singkat yang diperlukan untuk
membuat gelombang EM berdiri melintasi dimensi internal d struktur nano. Lebih
khusus, panas (atau cahaya) memiliki panjang gelombang λ >> d, cahaya -
kuning NP dan diserap dalam kedalaman penetrasi δ di atas permukaan NP penuh.
Oleh
karena itu, jumlah Ns dari atom permukaan, Ns = π (d / ∆) 2 ~ 4,6 x105
dan U = 1,5NskT ~ 1800 eV >> UVC yang diperlukan energi foton pada 4,88
eV, mis., 300 K suhu atom permukaan cukup untuk terus-menerus dibuat Foton UVC
dalam NP.
Berdasarkan hasil telaahnya, Thomas
Prevenslik memperoleh beberapa kesimpulan diantaranya.
1. Dalam
QED sederhana, hukum Planck memungkinkan NP perak untuk menghasilkan radiasi
UVC untuk mendisinfeksi Coronavirus dari panas pada suhu tubuh.
2. Radiasi
UVC yang diinduksi QED dari NP perak menawarkan solusi yang mudah
diimplementasikan.
3. Dalam
terapi fotodinamik/ photo dynamic therapy
(PDT), laser IR yang menyinari NP yang berada di dekat sel kanker diduga
membunuh kanker oleh peningkatan suhu jaringan di sekitarnya, tetapi oleh hukum
Planck suhu NP tidak bisa bertambah. Dalam hal ini, QED sederhana menjelaskan
PDT dalam terapi kanker oleh radiasi EM yang dipancarkan dari NP.
4. Kekurangan
pemanfaatan sianr UV dari NP untuk disinfeksi virus corona adalah ancaman
kerusakan otak. NP yang masuk ke otak dapat merusak neuron dan DNA. Namun
demikian, untuk pasien dalam kondisi yang mengancam jiwa, kerusakan otak yang
dialami akan tampak dibenarkan.
0 komentar:
Post a Comment